NINA AMALIA


GOA MAMPU, DESA CABBENGNGE, KABUPATEN BONE



Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Perkenalkan Nama Saya Nina Amalia Aman Berasal Dari Bone Sulawesi Selatan, Saya Akan Menceritakan Sebuah Destinasi Wisata Bersejarah Di Kampung Halaman Saya Yaitu Goa Mampu, Dimana Cerita Melegenda Dari Goa Ini Sudah Sangat Tersebar Luas, Untuk Lebih Jelasnya Mari Kita Simak Ceritanya.

Seperti yang kita ketahui, Pulau Sulawesi memang dikenal menyimpan berbagai macam keindahan alam dan juga budaya yang tiada tandingannya. Sebut saja objek wisata Pantai Losari yang melegenda hingga diabadikan dalam sebuah lagu, atau taman laut Bunaken yang sudah tidak diragukan lagi keindahannya.
Dibalik tempat wisata bak syurga di atas, ada juga objek wisata yang tidak kalah cantik dengan sejarah pilu di pulau ini, Goa Mampu namanya. Goa yang terletak 35 KM sebelah utara kota Watampone kab. Bone ini konon dulunya adalah sebuah kampung yang dihuni masyarakat. Namun, raja yang memerintah ketika itu mengutuk semua rakyat menjadi batu.

Legenda Sang Putri Raja Dan Alat Tenun

Menurut Legenda yang tercatat dalam buku Lontara Bugis, Goa Mampu ini ada karena kisah seorang putri raja yang sangat suka menenun. Suatu hari, saat sedang menenun di teras rumah panggungnya, karena mengantuk alat yang disebut walida tersebut jatuh ke tanah. Karena merasa malas dan gengsi, raja berkata siapapun yang bersedia mengambil alat tenun tersebut akan dinikahkan dengan putrinya.


Sayangnya, yang membawakan alat tenun tersebut adalah seekor anjing peliharaan sang putri. Merasa tidak bisa lagi menarik janjinya, sang Raja murka dan marah lalu mengutuk siapapun menjadi batu. Dalam sekejap seluruh yang ada dikampung tersebut berubah menjadi Batu.


Pemandangan Menakjubkan Yang Ada Didalam Goa


Sebagian besar masyarakat menyebut Goa ini dengan allebborengnge Ri Mampu (Musibah/petaka di Mampu). Namun, disisi lain Goa Mampu kini disulap Menjadi Objek Wisata Yang Menawan dan Indah. Ketika masuk ke dalam Goa, Kamu akan disambut dengan pemandangan stalagtit dan stalagmit yang sangat rapi.



Goa yang kata masyarakat luasnya 2000 meter ini memang mirip seperti perkampungan, terbukti dengan batu-batu yang menyerupai hamparan sawah, sebuah gubuk, manusia, perahu, serta hewan seperti tikus, buaya, kuda, dan burung bertengkar.


Goa Mampu Masih Akrab Dengan Hal Mistis

Goa yang kata masyarakat konon dulunya adalah sebuah perkampungan ini juga menyimpan kisah mistis. Walaupun belum diketahui milik siapa, di Goa ini terdapat kuburan kuno, Selain itu, sebelum memasuki Goa, pengunjung harus membungkuk dan menemukan dua batu yang harus dipukul.


Anehnya, salah satu batu tersebut akan mengeluarkan bunyi nyaring layaknya besi. Di ujung lorong goa akan ada dua batu lagi, yang dipercaya masyarakat sebagai pemberi petunjuk mengenai datangnya bencana alam saat ujung batu sudah saling bersentuhan.

Rumah Kelelawar Yang Hampir Tidak Ada Penerangan

Objek wisata yang terletak di lereng Gunung Mampu, sekitar 250 meter dari permukaan laut ini hanya dihuni oleh banyak kelelawar serta burung wallet. Goa Mampu nyaris tidak ada penerangan sama sekali kecuali di tempat yang memang mendapat sinaran matahari.



Sebelum masuk Goa, terdapat peminjaman obor khusus untuk para pengunjung dengan sewa 5 ribu per Obor. Selain itu terdapat Guide Lokal yang akan memandu agar para pengunjung tidak tersesat selama susur goa, karena Goa ini merupakan Goa terluas yang ada di Sulawesi selatan.


Akses Jalan Menuju Goa Yang Mudah Dijangkau


Goa dengan panorama indah ini memiliki akses jalan yang cukup mudah untuk dijangkau, tidak heran jika banyak turis lokal serta mancanegara yang berkunjung kesini. Letaknya dilereng Gunung Mampu, Desa Cabbeng Kecamatan Dua Boccoe, Sulawesi Selatan. Jika ditempuh perjalanan darat dengan menggunakan depeda motor, butuh waktu 60-90 menit dijalan yang cukup memadai.



Sepanjang perjalanan menuju Goa Mampu kamu akan disuguhkan dengan pemandangan hijau hamparan persawahan. Setelah tiba di goa, tiket masuk juga sangat murah meriah, 10 ribu untuk pengendara motor, 35 ribu untuk pengendara roda empat.


Walaupun belum ada penelitian yang terbukti menyatakan kebenaran tentang legenda ini, cerita ini sudah diceritakan dan diketahui oleh hampir semua masyarakat Bone. Ada satu hal yang bisa kita pelajari dari cerita Sang Raja, fikirkanlah akibat yang akan ditimbulkan dari bicara kita karena lidah memang lebih tajam daripada pedang.

Mungkin Hanya Itu Yang Dapat Saya Sampaikan Kurang dan Lebihnya Mohon Dimaafkan ...

Terimakasihhh ...

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Categories:

2 Responses so far.

  1. Yg buat Blog ini millenials, bahasanya bahasa millenials juga donk..tampilan it's ok lah but improve utk lebih menarik

  2. Siap mam, terimakasih sarannya mam 😊

Leave a Reply